Permasalahan ketagihan taruhan online (judol) bertambah dengan krusial pada tahun 2024 ini. Ahli adiksi Indonesia Dr. dr. Kristiana Siste, Sp.KJ menjelaskan judol telah menjadi musibah kesehatan nasional.
Riset oleh Departemen Psikiatri Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) memperlihatkan kebiasaan permasalahan taruhan online (problemtic gambling) nasional pada tahun 2022 ialah 2 %, dan bertambah tajam menjadi 8,3 % pada tahun 2024. Selainnya terlilit judol, aktor umumnya terlilit utang online (pinjol) dan mempunyai permasalahan kesehatan yang serius, dari stres sampai bunuh diri.
Di museochicano.com sendiri data paling akhir dari Januari sampai Oktober 2024, sekitaran 46 pasien dirawat inap karena judol dan 120 pasien berobat rawat jalan. Jumlah ini naik 3x lipat dibanding tahun 2023 untuk pasien rawat inap dan nyaris 2x lipat kenaikannya untuk banyaknya pasien rawat jalan. Ini baru data dari 1 rumah sakit di DKI Jakarta.
Kenaikan yang krusial ini dikarenakan oleh makin gampangnya beberapa situs judol dijangkau lewat sosial media. Dari riset yang sudah dilakukan oleh Departemen Psikiatri RSCM, diketahui sosial media ialah akses paling besar mereka yang terturut judi bola. Beberapa iklan judol benar-benar gampang dijangkau oleh anak remaja sampai orang dewasa.
Populasi paling banyak pasien yang tiba berobat ke RSCM karena judol ialah dari bentang umur 18 sampai 35 tahun. Tetapi ada pula mereka yang umurnya di luar bentang umur di atas (outliers), contohnya diketahui ada remaja umur 14 tahun yang dirawat karena ketagihan trading.